Tradisi Menghangatkan Diri ala Warga Tengger Tosari

Masih hangat di ingatan saya, beberapa bulan lalu kala berlibur ke desa kawasan Bromo Tengger Semeru sana, Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.  Kondisi suhu yang bisa sampai pada 11 derajat celcius saat saya di sana, menjadikan kawasan ini memiliki tradisi-tradisi menghangatkan diri yang unik. Tentu saja selain berselimut, memakai jaket, menggunakan kaos kaki, maupun dengan minuman hangat, ada hal lain yang boleh kita tahu. 

Tak hanya suhu udara yang dingin, air di kamar mandi pun membikin malas mandi. Bayangkan saja, jika kita minum air es yang berasal dari kulkas saat panas terik-teriknya, itu sangat segar sekali. Tetapi jika air es itu kita gunakan untuk mandi, beda lagi rasanya, kulit seakan mengeras terkena air dingin tersebut. Begitulah air di sana. Bahkan, air minum yang diletakkan di meja makan pun tak perlu menggunkan es batu untuk membuatnya dingin. Air tersebut perlahan terasa seperti masuk lemari pendingin. Sehingga tak heran kalau masakan di sana tidak cepat basi karena hampir sama dengan disimpan di kulkas. 

Nah, berikut cara-cara warga Suku Tengger yang tinggal di Tosari untuk bersahabat dengan suhu dingin di sana. 

1. Sarung Kaweng


Galuh Sukmawati, salah satu warga Tengger, Tosari

Jika anda pergi ke kawasan Bromo Tengger Semeru, akan banyak ditemui masyarakat yang sehari-hari menggunakan sarung atau kaweng mereka menyebutnya, sebagai pelindung badan dari udara yang cukup bikin mengginggil di sana. 

Kaweng ini bisa menggunakan sarung biasa atau kain-kain mirip kain pantai yang dipakai dengan cara ditalikan dari pundak sehingga menutupi badan bagian atas. 

2. Gegeni

Gegeni ini berasal dari kata "geni" yang berarti "api". Gegeni merupakan cara menghangatkan diri dengan menggunakan arang yang dipanaskan dan diletakan di suatu wadah kemudian kita duduk mengelilingi arang tersebut. 


Tradisi Gegeni

Gambar di atas wadahnya menggunakan panci yang sudah tak terpakai, tetapi ada pula yang menggunakan dari semacam tungku dari tanah liat. Dengan dikelilingi tempat duduk mini, telapak tangan didekatkan ke pemanas tersebut sehingga badan terasa hangat. 

Saat senja adalah paling nyaman melakukan gegeni. Berkumpul bersama keluarga, sambil nonton televisi, apalagi jika ditambah kopi panas. Tak hanya badan yang menghangat, tetapi juga suasana kekeluargaan yang menjadi hangat menyenangkan.  

3. Nyaring

Nyaring di sini berarti memanaskan badan  dengan sinar matahari langsung. Di daerah bergunung-gunung begitu, saya merasa kadang perubahan dari pagi menuju siang kemudian sore terasa tidak ada perbedaan. Selalu syahdu, mendung-mendung terang rasanya. Seringkali berkabut. 

Nyaring, menghangatkan diri dengan sinar matahari langsung. 

Bagi saya, seperti foto di atas, kemunculan sinar matahari langsung adalah nikmat tersendiri. Entah kenapa di sini walaupun menatap sinar langsung rasanya tetap saja sejuk sebab udara di sekitar masih dingin.

Dengan kondisi dingin, tetapi di Tosari ada kehangatan yang unik, pemandangan sekitar yang tak ada habis-habisnya, kehangatan keluarga dan warga Tengger di sana patut untuk dirindukan. 

13 comments :

  1. ahhh jadi kangen ke Tengger lagiii...

    ReplyDelete
  2. wah cantik yah sarungnya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah, fokus ke sarung.. hehehe..

      Delete
    2. tapi beneran mbak,
      aku belum pernah ke bromo.. mentok di tanjakannya aja.itupun pas masih single dulu

      Delete
    3. wew sekarang udah mingle ya mba, ke sana lagi mba sampe ke bukit teletubies dan sabananya. hehe

      Delete
  3. Mbak kok bisa sih bikin tulisan se adem ayem ini.. serasa dibuai.. hehe
    tapi jadi terbawa suasana, Mbak. Serasa dibawa ke tempat yang bersuhu 11 derajat ini, terus pake kaweng, terus melakukan gegeni, terus ngopi panas.. duh.. oh sama yang berjemur juga, rasa hangatnya mengalir.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Adem seperti suasana di sana dong Mba? Hehe... Masih belajar juga Mba. Terima kasih sudah mampir betewe. :))
      Mampir ke Tengger Mbak sekalian hehee

      Delete
    2. Sama-sama, Mbak.
      Iya duh, semoga bisa ke sana, suatu saat nanti.. ^^

      Delete
  4. Kalau di tempat sal saya "nyaring" itu disebut "dedeh" alias mandi cahaya matahari :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, beda-beda ya. Hehe.. Btw, itu di daerah mana Mba April?

      Delete
  5. aku masih mikir, 11 derajat celcius, cuman pake kain tipis apa bisa anget? di Bandung aja 20an derjat celcius pake selimut agak tebel masih kerasa dingin hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. itulah mas, dan gilanya lagi di es krim di sana masih laris manis aja.
      Hehee

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini :)

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates