Hari gini memangnya ada tempat wisata yang gratis? Ada, dong.
Di Jember, tepatnya di Kecamatan Tempurejo, yang lumayan dekat dengan Bandara Notohadinegoro, ada tempat wisata keluarga yang nggak kecil juga nggak terlalu besar dan masuknya nggak pakai tiket alias gratis. Wow.
Apa saja yang ada di sana? Tapi saya ingin memberitahumu dulu. Teman-teman tidak akan menemui foto-foto area wisata tersebut di postingan ini. Apa hal? Nanti akan saya jelaskan.
Jadi, Super Galaxy ini berupa taman yang cukup luas dengan rumput-rumput dan bunga yang tertata apik yang di dalamnya juga ada kebun binatang mini. Binatang-binatang di sini memang tak cukup banyak dan bervariasi, tetapi lumayan lah untuk memperkenalkan ke adik-adik. Mulai dari monyet dan sejenisnya, kasuari, kalkun, elang, burung hantu, ular, hingga buaya, dan banyak lagi. Selain taman tersebut, di sini ada pusat perbelanjaan dari barang keperluan rumah tangga, sandang, hingga snack dan oleh-oleh.
Yang berkunjung di sini kebanyakan masyarakat sekitar bersama keluarga ramai-ramai. Mereka akan menggelar karpet atau sekedar duduk di rerumputan yang sejuk. Menikmati makanan bersama keluarga, yang mereka bawa dari rumah. Atau jika tak membawa perbekalan, Super Galaxy juga menyediakan mini resto di samping kolam ikan.
Kadang dulu saya merasa, di antara banyaknya pengunjung, hanya kami yang antusias menghabiskan roti untuk ikan-ikan ini. Ya, membeli roti di tempat ini hanya untuk diberikan ke ikan-ikan yang dikelola tempat ini pula. Tapi menyenangkan bagi anak kecil seperti saya saat itu. Sampai saat ini pun.
Kalau ingin ke mari, kita hanya dikenakan biaya parkir seribu rupiah saja. Tanpa membayar tiket masuk lain. Hanya seribu rupiah. Eits, tapi ada hal-hal yang harus diperhatikan di sini.
DILARANG MEMOTRET
Betul, inilah alasan kenapa tidak ada foto seputar taman mini Super Galaxy ini. Dilarang memotret di area ini. Pernah dulu saya mencoba mengambil foto hewan di sini, tetapi beberapa saat kemudian datang petugas dan meminta untuk menghapus foto tersebut. Petugas tersebut tidak marah, justru saya salut dengan caranya yang meminta maaf dahulu kemudian memohon untuk menghapusnya dengan nada yang ramah.
Dengan biaya masuk gratis, apa iya kita masih mau motret-motret sembarangan? Rasanya memang seperti kurang tahu diri, ya. Hehe. Mungkin di internet sudah banyak yang beredar tentang foto tempat ini, tetapi alangkah baiknya saya tetap mematuhi peraturan.
Alasan kenapa tidak boleh memotret di area ini sih saya kurang tahu. Barangkali tempat ini keramat atau bagaimana. Karena, menariknya, tempat wisata keluarga ini dikelola oleh pondok pesantren di mana karyawan-karyawan di sini adalah para santri sendiri.
JANGAN HILANGKAN KARTU PARKIR
Dari beberapa sumber, kalau kartu parkirmu hilang saat berkunjung ke mari, kamu harus menemukan kembali kertas parkir tersebut. Kalau nggak ketemu, nggak bisa pulang. Nah, loh. Ngeri-ngeri sedap, kan! Artinya sesuatu yang sederhana tetap wajib kita jaga. Ya, barangkali itu kompensasi yang setimpal untuk kegratisan yang diberikan.
---------
Yup, itulah mengenai taman wisata keluarga di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember ini. Soal foto yang saya sertakan di atas itu masih ada hubungannya kok. Itu foto di luar area Super Galaxy, tepatnya di seberang jalan, sebuah musholla di tengah-tengah kolam ikan. Sejuk dan saya suka melihatnya. Dulu sejak kecil selalu ingin mempir ke situ, tetapi baru beberapa waktu lalu bisa sungguhan menginjakkan kaki di musholla tersebut. Ah, sayang sekali, mukenanya kurang mendapat perhatian. :)
Di Jember, tepatnya di Kecamatan Tempurejo, yang lumayan dekat dengan Bandara Notohadinegoro, ada tempat wisata keluarga yang nggak kecil juga nggak terlalu besar dan masuknya nggak pakai tiket alias gratis. Wow.
Apa saja yang ada di sana? Tapi saya ingin memberitahumu dulu. Teman-teman tidak akan menemui foto-foto area wisata tersebut di postingan ini. Apa hal? Nanti akan saya jelaskan.
![]() |
mushalla di tengah kolam di seberang Super Galaxy. |
Jadi, Super Galaxy ini berupa taman yang cukup luas dengan rumput-rumput dan bunga yang tertata apik yang di dalamnya juga ada kebun binatang mini. Binatang-binatang di sini memang tak cukup banyak dan bervariasi, tetapi lumayan lah untuk memperkenalkan ke adik-adik. Mulai dari monyet dan sejenisnya, kasuari, kalkun, elang, burung hantu, ular, hingga buaya, dan banyak lagi. Selain taman tersebut, di sini ada pusat perbelanjaan dari barang keperluan rumah tangga, sandang, hingga snack dan oleh-oleh.
Yang berkunjung di sini kebanyakan masyarakat sekitar bersama keluarga ramai-ramai. Mereka akan menggelar karpet atau sekedar duduk di rerumputan yang sejuk. Menikmati makanan bersama keluarga, yang mereka bawa dari rumah. Atau jika tak membawa perbekalan, Super Galaxy juga menyediakan mini resto di samping kolam ikan.
Ngomong-ngomong, sejak kecil saya sering diajak ke mari bersama bapak, dan saya suka sekali membeli roti lalu menaburkannya ke ikan-ikan di kolam ini. Ada perasaan bahagia yang merayap. Dari sini saya paham, berbagi itu menumbuhkan perasaan bahagia. Walaupun ini ikan-ikan bukan milik kami sendiri.
Kadang dulu saya merasa, di antara banyaknya pengunjung, hanya kami yang antusias menghabiskan roti untuk ikan-ikan ini. Ya, membeli roti di tempat ini hanya untuk diberikan ke ikan-ikan yang dikelola tempat ini pula. Tapi menyenangkan bagi anak kecil seperti saya saat itu. Sampai saat ini pun.
Kalau ingin ke mari, kita hanya dikenakan biaya parkir seribu rupiah saja. Tanpa membayar tiket masuk lain. Hanya seribu rupiah. Eits, tapi ada hal-hal yang harus diperhatikan di sini.
DILARANG MEMOTRET
Betul, inilah alasan kenapa tidak ada foto seputar taman mini Super Galaxy ini. Dilarang memotret di area ini. Pernah dulu saya mencoba mengambil foto hewan di sini, tetapi beberapa saat kemudian datang petugas dan meminta untuk menghapus foto tersebut. Petugas tersebut tidak marah, justru saya salut dengan caranya yang meminta maaf dahulu kemudian memohon untuk menghapusnya dengan nada yang ramah.
Dengan biaya masuk gratis, apa iya kita masih mau motret-motret sembarangan? Rasanya memang seperti kurang tahu diri, ya. Hehe. Mungkin di internet sudah banyak yang beredar tentang foto tempat ini, tetapi alangkah baiknya saya tetap mematuhi peraturan.
Alasan kenapa tidak boleh memotret di area ini sih saya kurang tahu. Barangkali tempat ini keramat atau bagaimana. Karena, menariknya, tempat wisata keluarga ini dikelola oleh pondok pesantren di mana karyawan-karyawan di sini adalah para santri sendiri.
JANGAN HILANGKAN KARTU PARKIR
Dari beberapa sumber, kalau kartu parkirmu hilang saat berkunjung ke mari, kamu harus menemukan kembali kertas parkir tersebut. Kalau nggak ketemu, nggak bisa pulang. Nah, loh. Ngeri-ngeri sedap, kan! Artinya sesuatu yang sederhana tetap wajib kita jaga. Ya, barangkali itu kompensasi yang setimpal untuk kegratisan yang diberikan.
---------
Yup, itulah mengenai taman wisata keluarga di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember ini. Soal foto yang saya sertakan di atas itu masih ada hubungannya kok. Itu foto di luar area Super Galaxy, tepatnya di seberang jalan, sebuah musholla di tengah-tengah kolam ikan. Sejuk dan saya suka melihatnya. Dulu sejak kecil selalu ingin mempir ke situ, tetapi baru beberapa waktu lalu bisa sungguhan menginjakkan kaki di musholla tersebut. Ah, sayang sekali, mukenanya kurang mendapat perhatian. :)
Woow! Meski gratis ternyata Super Galaxy ini tak kalah menariknya dengan tempat aneka hiburan yang berbayar..😄👍👍
ReplyDeleteBetul Kak Satria, sayang tak ada foto.
DeleteNggak boleh motret malah jadi seru nih,...baca artikel ini sambil berimajinasi ttg keindahan Super Galaxy....
ReplyDeleteMenulisnya pun sembari membayangkan dan mencoba menggambarkan pada pembaca nih, Mas Aris.
DeleteNamanya peraturan harus tetap dipatuhi ya, Jeng. Dulu juga waktu ke Kampung Naga, dengan santun bapakbapak yang nganter kami berkeliling bilang, "Jangan memotret mendadak ya ... kasih tahu dulu ... nanti ibu-ibunya latah terus latahnya itu kurang sopan didengar."
ReplyDeleteOke, noted.
Mungkin juga jangan memotret karena kalau memotret dan tersebar luas lokasi gratisan ini, bisa banyak anak-anak ABG yang ke sini dan seenaknya jalan sana-sini merusak tanaman atau apalah habitat yang ada.
Mungkin sih seprti itu hehehe.
Betul Kak Tuteh, sebagai pengunjung yang baik sudah seharusnya kita juga tahu diri. kalau saya motret-motret terus diposting di blog ini, malah ironis sekali rasanya ya. Hehe
DeleteNah, bisa jadi begitu Kak Tuteh.
Bisa juga mungkin pengelola belum siap untuk kunjungan yang banyak, qiqiqii :D
DeleteTapi saya pikir bukan ini deh Kak, karena pengunjungnya tiap weekend banyak banget, loh. Xixi
DeleteSayang bangat kak, padahal mah seharusnya boleh di fotoin buat promosi juga ya, meski memang akan ramai juga nantinya
ReplyDeleteYa, Mas Idris. Walau memang sekarang pun sudah ramai.
DeletePerlu di contoh cara petugas itu ya, Teh.
ReplyDeleteJadi gak usah marah-marah dan gak usah pake marah.
Cukup ramah, sopan dan sampaikan pesan yang mau disampaikan.
Dengan begitu kita yang di tegur juga senang bahkan malah merasa bersalah karena sudah melanggar :)
Soal jangan hilang kartu parkir, saya pernah ngalamin hilang waktu di hutan pinus. Bukan hilang sih, lupa. Dan waktu itu di tanya STNK, dan saya gak bawa..wkwk
Untuk aja ketemu karcisnya, nyelip. Kalau nggak mau ditahan itu motor..hehe
Betul, Mas Andi. Saya jadi hormat pada petugas tersebut karena tidak menyinggung perasaan kami. Wah, saya pikir akan kena denda, Mas. Hehe untung lah kalau ketemu karcisnya.
DeletePenasaran dengan alasan tersendiri apakah sampai ada larangan mengambil gambar disana ..., apa penyebabnya ya, kak 🤔 ?
ReplyDeleteJangan-jangan ...
Saya pun penasaran, Mas Himawan. hehehe. entahlah, apapun alasannya, yang penting kita tetap patuhi saja, kan.
Delete